Proposal Skripsi
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Bekerja merupakan pemenuhan pokok
kita, kegiatan meningkatkan diri melalui pendidikan atau pelatihan, merupakan
bagian dari kehidupan masyarakat modern. Kegiatan tersebut, semuanya
membutuhkan waktu sehingga di sepanjang hidup, seseorang terikat dengan
rangkaian kerja seperti itu. Di balik kesibukan tersebut yang lebih unik dan
mendasar adalah akan selalu dijumpai adanya waktu luang, suatu waktu yang tidak
terisi oleh kegiatan-kegiatan pokok tersebut diatas. Makin tinggi kesejahteraan
hidup, akan makin ringan tenaga yang dikeluarkan, karena banyak dukungan
mekanisasi dalam pengerjaan tugas-tugasnya, dan akan makin banyak waktu luang.
Suatu waktu yang dapat diisi dengan kegiatan apa saja sesuai dengan keinginan
pihak yang bersangkutan. Untuk mengisi waktu luang ini corak kegiatan yang sangat
baik adalah mengatasinya dengan kegiatan-kegiatan yang memiliki manfaat (Bakara
C, 2011).
Dari sisi fungsi, waktu
luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana mengembangkan potensi, meningkatkan
mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang mengalami gangguan emosi, sebagai
selingan dan hiburan, sarana rekreasi, sebagai kompensasi pekerjaan yang kurang
menyenangkan, atau sebagai kegiatan menghindari sesuatu. Selama manusia hidup,
mereka tidak terlepas dari hiburan dan waktu luang. Melakukan kegiatan di waktu
luang adalah kebutuhan setiap manusia. Hal tersebut terjadi karena manusia
selalu tidak puas terhadap apa yang diperolehnya dalam memenuhi kebutuhan, dan
kebutuhan ini akan berhenti setelah terjadi kematian (Aditya B, 2011).
Pada dasarnya semakin hari tuntutan kebutuhan hidup
sehari-hari semakin tinggi, hal itulah yang mendasari ibu rumah tangga
memanfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan produktif. Waktu luang adalah
waktu yang digunakan oleh ibu rumah tangga untuk melakukan kegiatan sampingan
yaitu kegiatan produktif diluar kegiatan rumah tangga dan istirahatnya untuk
memperoleh pendapatan secara langsung maupun tidak langsung (Halide, 1994).
Menurut
Arif, Aditya (2009) alokasi waktu bagi ibu rumah
tangga yang memiliki peran ganda tersebut meliputi berbagai kegiatan yaitu
kegiatan mencari nafkah, kegiatan mengelola rumah tangga, kehidupan dalam
bermasyarakat (kelembagaan) dan kegiatan untuk waktu luang.
Pada
saat ini dapat dilihat banyaknya wanita yang berpartisipasi dalam pasar kerja
mengindikasikan bahwa wanita adalah sumber daya yang potensial bagi
pembangunan. Namun demikian potensi kaum wanita yang relatif besar belum
dimanfaatkan secara optimal bila dilihat dari curahan jam kerja tenaga kerja
wanita (Damayanti,
Ariska 2011).
Menurut Simanjuntak (1998) bahwa waktu yang tersedia
dipergunakan untuk mengelola rumah tangga, untuk bekerja dan ada pula waktu
untuk senggang. Bagi masyarakat, waktu senggang pada umumnya digunakan untuk
menambah penghasilan keluarga dengan jalan bekerja sambilan.
Sepanjang sejarahnya,
kebudayaan Indonesia tampil dengan berbagai ekspresi seni yang menonjol beserta keragaman jenis hasil-hasil karya seni, baik seni rupa murni maupun seni
rupa terapan. Negara Indonesia adalah negara yang
berbentuk kepulauan yang memiliki aneka
ragam kebudayaan, kesenian, bahasa, ras dan agama. Keragaman ini menjadi acuan pada setiap kegiatan masyarakat
dalam menghasilkan karya seni. Peran seni sangatlah besar
kegunaannya dalam melahirkan karya-karya
yang berfungsi
sebagai alat kebutuhan hidup manusia (Satriawan D, 2012).
Di Desa Pringgasela Kabupaten Lombok Timur, kegiatan menenun merupakan salah
satu kegiatan sampingan ibu rumah tangga yang secara tidak langsung memberikan peluang usaha ibu rumah tangga. Menurut Darmayasa P (2012), peluang usaha
adalah kesempatan yang pasti bisa didapatkan seseorang atau lebih dengan
mengandalkan potensi diri yang ada dan dengan memanfaatkan berbagai kesempatan
baik itu peluang usaha apa saja yang bisa dengan sigap kita ambil.
Keahlian
menenun di Desa
Pringgasela diwariskan secara turun temurun antar generasi ke generasi, ibu
rumah tangga menenun disamping
melakukan kegiatannya sebagai ibu rumah tangga untuk menunjang
pendapatan kepala keluarga. Menurut
Soekartawi dalam Hartono (2005), yang dimaksud dengan pendapatan adalah selisih
dari penerimaan dan pengeluaran dalam proses produksi. Pendapatan
diperhitungkan dengan jalan mengurangi nilai produksi dengan nilai pengeluaran
atau biaya produksi.
Berdasarkan data pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Nusa Tenggara Barat tahun 2012, jumlah penenun Tenun Gedogan di Desa Pringgasela ditunjukkan pada
tabel berikut:
Tabel 1.1. Data Pengusaha Tenun Gedogan
Kecamatan Pringgasela
No
|
Desa/Kelurahan
|
UU (Unit)
|
Persentase (%)
|
TK (Orang)
|
Persentase (%)
|
1
|
Pengadangan
|
88
|
16,33
|
165
|
24,34
|
2
|
Pringgasela
|
451
|
83,67
|
513
|
75,66
|
Jumlah
|
539
|
100
|
678
|
100
|
Sumber: Disperindag Provinsi NTB 2012.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
a. Berapa besar waktu luang yang dimiliki ibu rumah
tangga untuk melakukan kegiatan produktif.
b. Berapa besar pendapatan ibu rumah tangga
pada usaha Tenun Gedogan di Desa
Pringgasela.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui lebih dalam tentang “Pemanfaatan
Waktu Luang dan Pendapatan Ibu Rumah Tangga (Studi Kasus Usaha Tenun Gedogan di
Desa Pringgasela Kabupaten Lombok Timur”.
1.3.
Tujuan dan Manfaat
Penelitian
1.3.1.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan
penelitian ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui waktu luang yang dimiliki ibu rumah tangga untuk melakukan
kegiatan produktif.
b. Untuk mengetahui pendapatan ibu rumah
tangga pada usaha Tenun Gedogan di Desa
Pringgasela.
c. Untuk mengetahui kendala
dari usaha Tenun Gedogan.
1.3.2.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan
dengan melakukan penelitian ini, yaitu :
a. Hasil penelitian ini sebagai salah satu
bahan pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijakan terhadap pengembangan usaha Tenun
Gedogan di Desa
Pringgasela Kabupaten Lombok Timur.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
acuan bagi pengusaha Tenun Gedogan untuk melihat apakah layak atau tidak untuk
dikembangkan.
c. Hasil penelitian ini sebagai informasi
tambahan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang masalah yang
sama.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Dasar
Teori
Curahan waktu kerja merupakan analisis tentang penawaran tenaga kerja yang
pada prinsipnya membahas keputusan dalam pilihan jam kerja. Ibu rumah tangga
dalam mengalokasikan jam kerjanya akan bertindak rasional, yaitu memaksimalkan
kepentingannya. Besar kecilnya upah tenaga kerja ditentukan oleh berbagai hal
antara lain dipengaruhi oleh: mekanisme pasar atau bekerjanya sistem pasar,
jenis kelamin, kualitas tenaga kerja, umur tenaga kerja, lama waktu bekerja dan
tenaga kerja bukan manusia seperti mesin dan ternak juga menentukan besar
kecilnya upah tenaga kerja.
Lama waktu bekerja juga menentukan besar kecilnya pendapatan, makin lama
bekerja makin tinggi upah yang akan mereka terima dan begitu pula sebaliknya.
Ketentuan seperti ini tidak berlaku untuk tenaga kerja profesional yang
berpendidikan, berpengalaman dan berketerampilan tinggi. Oleh karena itu
pengukuran tenaga kerja dipedesaan berdasarkan besar kecilnya curahan jam kerja
menjadi lebih penting.
Upah
WD
D
C
WC
WB B
WA A
0
|
Jam
kerja
Gambar
2.1. Kurva curahan waktu kerja
Kurva diatas menjelaskan keseimbangan bergeser dari titik A ke B ke C. Pada
tingkat upah yang lebih tinggi lagi, individu merasa sudah cukup pendapatannya
sehingga rangsangan kenaikan upah tidak diikuti dengan kenaikan waktu kerja
(titik D). Jika titik-titik A, B, C, D dipindahkan pada grafik yang lain maka
dapat dilihat hubungan antara kenaikan tingkat upah dengan jam kerja yang
ditawarkan. Jika diperhatikan grafik ini menunjukkkan kurva penawaran tenaga
kerja yang berslope positif. Titik B menunjukkan dis-supply dan dikenal sebagai kurva penawaran yang berbalik (Sugiarto,
dkk. 2012).
2.2.Tinjauan Umum Tentang Waktu Luang
Waktu luang
dapat di definisikan sebagai waktu yang terlepas dari segala tekanan, adanya
kesempatan untuk memilih, waktu yang tersisa usai kerja atau waktu luang
setelah mengerjakan segala tugas yang telah menjadi kewajiban (George, 1992).
Pengertian
waktu luang seringkali diasosiasikan dengan tidak melakukan apa-apa dan juga
bermalas-malasan, padahal tidak seperti itu.Waktu luang
adalah waktu dimana kita mempunyai kebebasan untuk berbuat, kebebasan yang tak
punya tekanan apapun baik tugas maupun pekerjaan yang kita miliki.
Menurut Sukadji dalam
Toso (2007) melihat arti istilah waktu luang dari 3 dimensi. Dilihat dari
dimensi waktu, waktu luang dilihat sebagai waktu yang tidak digunakan untuk
“bekerja”; mencari nafkah, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup. Dari segi cara pengisian, waktu luang
adalah waktu yang dapat diisi dengan kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang
digunakan dan dimanfaatkan sesuka hati.
2.3.Tinjauan Umum Tentang
Ibu Rumah Tangga
Menurut Pujiwati (1983), mempelajari peran wanita pada dasarnya menganalisis dua peranan wanita.
Pertama peran wanita dalam status atau posisi sebagai ibu rumah tangga yang
melakukan pekerjaan yang secara tidak langsung menghasilkan pendapatan tetapi
memungkinkan anggota rumah tangga yang lain melakukan pekerjaan mencari nafkah.
Kedua, peranan wanita pada posisi sebagai pencari nafkah (tambahan atau pokok) dalam hal ini wanita
melakukan pekerjaan produktif yang langsung menghasilkan pendapatan.
Sementara neoklasikal
teori tentang house hold function menyatakan
bahwa terdapat tiga alokasi waktu dari waktu yang tersedia bagi ibu rumah
tangga yaitu: 1. Bekerja di rumah, 2. Bekerja di luar rumah (diantaranya
mencari nafkah), 3. Waktu istirahat. Ketiga alokasi waktu tersebut dapat
menghasilkan tiga macam komoditi antara lain: 1. Hasil kerja dirumah diantaranya
adalah memasak, mengurus anak atau membersihkan rumah (house work), 2. Hasil kerja di luar rumah (market work) berupa upah yang
digunakan untuk membeli keperluan hidup sehari-hari, 3. Utility yang diperoleh dari waktu istirahat.
Selanjutnya Suratiah Ken (1997) membagi waktu kerja wanita
ini menjadi: 1. Kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan rumah tangga, 2.
Kegiatan mencari nafkah untuk kebutuhan rumah tangga, 3. Kegiatan sosial
masyarakat, 4. Kegiatan individual masyarakat.
2.4.Tinjauan Umum Tentang Tenun Gedogan
Tenun
gedogan atau disebut tenun tradisional gedogan adalah suatu alat tenun yang sangat sederhana dan terbuat dari
bahan kayu. Disebut tenun gedogan karena ada salah satu alat yang harus
diletakkan pada punggung penenun (menggendong). Penenun gedogan biasanya duduk
ditanah atau disebuah balai-balai dengan kaki diselonjorkan lurus kedepan
sehingga mempermudah proses menenun (Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,
1989).
Alat
tenun gedogan adalah
alat tenun yang bagian ujungnya diikatkan pada badan penenun. Adapun ujung
lainnya dipasang pada bagian rumah atau pohon. oleh karena itu, kain yang dihasilkan sesuai
dengan jangkauan tangan penenun
(Susanto, 2011).
Kerajinan tenun gedogan Lombok telah
dikenal ke seluruh penjuru nusantara bahkan mancanegara. Karena itu,
salah satu daya tarik wisata dan budaya Pulau Lombok adalah kerajinan kain tenun gedogan alat tenun bukan mesin. Dari segi pembentukannya, kain tenun Lombok merupakan perpaduan
antara Indonesia bagian barat dan bagian Timur. Pengrajin tenun di Lombok tersebar di berbagai pelosok pulau dan dilakukan secara tradisional
menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), sehingga
menambah nilai kain tenun Lombok (Satriawan D, 2012).
2.5.Tinjauan Umum Tentang Pendapatan
Pendapatan adalah suatu penambahan aktiva atau harta yang mengakibatkan
bertambahnya modal, tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau
bukan hutang, melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain
(Kusnadi, 2000).
Sedangkan definisi pendapatan menurut Niswonger (1999) memberikan penekanan
pada konsep pengaruh terhadap ekuitas pemilik, yaitu pendapatan (revenue) adalah
peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang dan
jasa kepada pembeli.
Pakar ekonomi pertanian
memberikan pengertian bahwa penerimaan tidak sama dengan pendapatan. Penerimaan
merupakan hasil perkalian antara harga barang dengan jumlah barang yang
terjual. Sedangkan pendapatan merupakan selisih
antara penerimaan dengan total biaya (Abubakar, 2010).
2.6.Kerangka Pendekatan Masalah
Pada rencana penelitian ini, peneliti ingin melihat kegiatan sampingan ibu
rumah tangga dalam memanfaatkan waktu luang untuk melakukan usaha tenun gedogan
dalam kehidupannya sehari-hari guna menambah pendapatan dalam rumah tangga.
Dalam setiap kegiatan usaha baik dalam skala besar maupun kecil seperti
halnya dalam usaha tenun gedogan selalu bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
yang maksimal dengan biaya yang seminimal mungkin. Kemampuan ibu rumah tangga
untuk mencapai tujuan tersebut menjadi tolak ukur keberhasilan dalam
pengelolaan usahanya. Dengan kata lain, keberhasilan dari suatu usaha dapat
dilihat dari kemampuannya dalam memberikan pendapatan yang tinggi sebagai
balasan atau imbalan atas biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Langkah yang harus ditempuh oleh ibu rumah tangga dalam mencapai tujuan
tersebut adalah melakukan perhitungan secara ekonomis dari segi pengeluaran hingga hasil yang diterimanya.
Demikian halnya pada usaha tenun gedogan, perhitungan secara ekonomis tersebut mengacu
pada tingkat penggunaan input dan tingkat hasil (out put) produksi, total biaya
(total cost), serta penerimaan (total revenue).
Dalam setiap kegiatan usaha selalu ada hambatan-hambatan yang akan dihadapi
selama menjalaninya, hambatan ini berupa modal, ketersediaan bahan baku, tenaga
kerja, dan sebagainya. Adanya hambatan tersebut dapat mempengaruhi kegiatan produksi. Oleh karena itu perlu dilakukan
analisa sehingga diperoleh solusi yang tepat untuk menghadapi adanya hambatan-hambatan
tersebut.
Proses
Penenunan
|
Produksi
|
Biaya
Produksi
|
Biaya
Tetap
|
Harga
|
Biaya
Variabel
|
Tenun
Gedogan
|
Pendapatann
|
Masalah
dan Hambatan
|
Total
biaya
|
Nilai
Produksi
|
Pemanfaatan
Waktu Luang
|
Ibu
Rumah Tangga
|
Jumlah
Produksi
|
Gambar 2.2. Bagan Pendekatan Masalah.
2.7.Definisi
Operasional
1. Pemanfaatan waktu luang yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah waktu yang digunakan oleh ibu rumah tangga untuk
melakukan kegiatan produktif untuk menghasilkan
tenun gedogan yang dinyatakan dalam satuan waktu.
2. Ibu rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seorang
istri atau ibu yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga.
3. Tenun gedogan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah
kegiatan menenun
kain dari helaian benang yang
sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami.
4. Proses penenunan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah seluruh kegiatan yang dilakukan mulai dari persiapan
bahan baku sampai dengan menghasilkan produk dan siap dipasarkan.
5. Biaya produksi merupakan seluruh biaya
yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha yang berupa biaya investasi dan biaya
operasional.
a. Biaya Tetap merupakan biaya yang besar
kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya jumlah produksi tenun gedogan atau
biaya yang tidak habis di pakai selama satu kali produksi tenun gedogan
tersebut.
b. Biaya Variabel merupakan biaya yang
besar kecilnya tergantung dari besar kecilnya jumlah produksi tenun gedogan,
atau biaya yang habis dipakai dalam satu
kali proses produksi.
6. Total biaya (total cost) merupakan
biaya total yang dikeluarkan dari memulai sampai dengan operasional proses
produksi dan pemasaran tenun gedogan.
7. Produksi merupakan kegiatan menghasilkan
suatu produk sehingga siap untuk dipasarkan.
8. Harga adalah nilai jual perunit tenun gedogan
yang dinyatakan dalam satuan rupiah.
9. Jumlah produksi adalah jumlah produk yang dihasilkan
dalam satu kali produksi.
10. Nilai produksi merupakan hasil perkalian
antara jumlah produksi tenun gedogan
yang diperoleh dengan harga penjualan tenun
gedogan.
11. Pendapatan merupakan nilai penerimaan
setelah dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan selama proses produksi tenun gedogan.
12. Masalah dan hambatan adalah kendala-kendala yang
dihadapi pengusaha dalam menjalankan
usaha tenun gedogan.
III.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Metode deskriptif yaitu suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta fakta, sifat sifat serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005).
Pendekatan
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, tehnik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi (Sugiono, 2012).
Sedangkan
pendekatan kuantitatif menurut Sjah T (2010), adalah
berusaha menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk aksi akhir dalam mengatasi
suatu permasalahan yang diteliti. Menekankan pada pengukuran dan analisis
hubungan-hubungan kausal antar variable, bukan proses. Menggunakan ukuran-ukuran yang baku sehingga perspektif
dan pengalaman yang berbeda dari orang-orang yang dapat dimasukkan kepada
kategori-kategori respon yang telah ditentukan terlebih dahulu, tempat
angka-angka dimasukan.
3.2.Unit
Analisis
Unit
analisis pada penelitian ini adalah
usaha Tenun
Gedogan di Desa Pringgasela
Kabupaten Lombok Timur.
3.3.Teknik
Penentuan Sampel
3.3.1.
Penentuan Daerah Sampel
Penentuan daerah penelitian melalui “studi kasus” yaitu
pendekatan dengan memusatkan perhatian pada
kasus secara mendalam, pengambilan sampel berdasarkan bahwa desa tersebut merupakan salah satu lokasi atau sentra tenun gedogan di Kabupaten Lombok Timur.
3.3.2.
Penentuan Sampel Responden
Dalam rencana
penelitian ini penentuan sampel responden diambil dengan menggunakan accidental sampling. Accidental
sampling yaitu metode yang proses pengambilan
sampelnya cukup dengan mengambil siapa saja yang kebetulan ditemui oleh
observer di lapangan sesuai kebutuhan studi. Dalam hal ini
peneliti menentukan jumlah responden
menggunakan tekhnik quota
sampling, yaitu metode penentuan sampel dalam jumlah atau quota yang diinginkan yakni sebanyak
60 orang dari jumlah total penenun yang ada di Desa Pringgasela.
Secara sederhana
penentuan jumlah responden, dapat di lihat pada gambar berikut:
Kecamatan Pringgasela
|
Desa Pringgasela
N = 451
|
Responden
n = 60
|
Gambar 3.1. Bagan Penentuan
Sampel
Keterangan :
N
= Populasi
n = Sampel
3.4.Jenis dan Sumber Data
3.4.1.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu:
1.
Data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka yang
meliputi biaya produksi jumlah produksi, harga produk dan pendapatan rumah
tangga.
2.
Data kualitatif, yaitu data yang tidak berupa angka yang
meliputi identitas responden dan hambatan-hambatan selama proses produksi.
3.4.2.
Sumber Data
Data yang digunakan
dalam penelitian ini berasal dari dua
sumber data yaitu:
- Data primer
adalah data yang langsung dikumpulkan dari responden dengan cara wawancara
yang berpedoman pada daftar
pertanyaan yang telah disediakan sebelumnya.
- Data
sekunder adalah data yang tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya sumber
data ini banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah
sedemikian rupa yang dapat diperoleh dari dinas atau instansi-instansi
yang terkait dengan permasalahan yang diteliti.
3.5.
Veriabel dan Cara Pengukurannya
1. Pemanfaatan waktu luang diukur dengan cara mengurangi
seluruh waktu yang ada dengan waktu kerja di rumah tangga serta waktu istirahat
atau santai.
2. Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi. Biaya produksi dalam usaha Tenun
Gedogan ini terdiri dari :
a.
Biaya
tetap meliputi: Biaya penyusutan alat
yang diukur dengan cara selisish antara nilai beli dengan nilai sisa dibagi
dengan umur ekonomis.
Biaya penyusutan didapatkan dengan cara membagi biaya penyusutan dibagi dua belas
bulan yang dinyatakan dalam satuan rupiah per bulan.
b.
Biaya
Variabel meliputi:
a) Biaya bahan baku dihitung dari total
biaya bahan baku per bulan yang
dinyatakan dalam satuan rupiah
per bulan. Bahan baku meliputi benang dan tali nilon.
b) Biaya bahan
penolong adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan penolong seperti
pewarna, ketan, dan lilin tenun yang diukur dengan satuan rupiah per bulan.
c) Biaya tenaga kerja yaitu pembayaran
atas jasa-jasa fisik maupun mental yang di berikan oleh tenaga kerja kepada
pengusaha yang dihitung dalam satuan rupiah per bulan
3. Penerimaan merupakan jumlah kotor yang
diterima dari penjualan tenun gedogan persatu
kali produksi yang dihitung dalam satuan rupiah per bulan.
3.6.Cara
Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data
dilakukan dengan teknik survey yaitu
cara pengumpulan data dari sejumlah individu (responden) dalam kurun waktu
tertentu dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu (Surakhmad,1985).
3.7.Analisis
Data
Analisis data merupakan proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diproleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah di pahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain (Sugiyono, 2012). Analisis usaha yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah analisis tingkat pemanfaatan waktu luang dan
pendapatan ibu rumah tangga.
Untuk menghitung waktu
luang, digunakan persamaan matematika sebagai berikut:
Wp = 24 jam – Wr – Wi
Dimana:
Wp = waktu produktif
Wr = waktu kerja dalam
RT
Wi = waktu istirahat
dan santai
Untuk mengetahui pemanfaatan waktu luang
ibu rumah tangga dalam
pengembangan tenun gedogan dianalisa berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
Dimana:
P = waktu yg dicurahkan ibu rumah tangga
penghasil
j
= jumlah jam kerja
t = jumlah tenaga kerja
h = jumlah hari kerja yang diluangkan
(curahkan)
6 = standar jam kerja orang dewasa
perhari
Menurut Soekartawi
(1986), untuk menghitung pendapatan digunakan persamaan matematika sebagai
berikut :
Pd
= TR-TC
=
(P.Q)-TC
Dimana :
Pd
= pendapatan
TR
= nilai produksi
TC
= total
biaya
P = harga jual produk
Q = total produksi produk
Komentar
Posting Komentar